Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril sebagai kitab suci umat muslim. Al-Qur’an juga menjadi pedoman hidup dan petunjuk bagi orang-orang bertaqwa sehingga dianjurkan bagi setiap muslim/ah untuk sering membaca Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an dapat memberikan pahala bahkan Rasulallah SAW mengatakan bahwa sebaik-baik umatnya adalah yang mempelajari dan mengajari Al-Qur’an.
Dalam membaca Al-Qur’an tentu diwajibkan untuk memperhatikan kaidah tajwidnya agar Al-Qur’an dapat dibaca secara fasih dan benar sesuai kaidah yang telah ditentukan. Di samping itu, terdapat pula sejumlah nada dalam seni membaca Al-Qur’an yang bertujuan untuk memperindah bacaannya sehingga semakin terasa nikmat didengar dan dapat semakin menyentuh hati, terutama bagi para pembacanya. Hal tersebut sebagaimana baginda Rasulullah SAW sabdakan dalam haditsnya:
“Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu (yang merdu), karena sesungguhnya suara yang indah (merdu) itu dapat menambah Al-Qur’an semakin indah.” (HR Abu Dawud No. 1648, Al-Nasa-i No. 1015, dan Al-Darimi No. 3501).
Seni dalam membaca Al-Qur’an atau bertilawah juga dikenal dengan An-Nagham fil Qur’an, yang berarti lagu-lagu atau nada dalam membaca Al-Qur’an. Terdapat tujuh macam nada yang umumnya dipelajari oleh para qori Al-Qur’an. Para pemula wajib tahu nih!
- Nada Bayyati
Bayyati adalah nada yang paling dasar dalam melantunkan Al-Qur’an. Biasanya nada ini digunakan di pembuka dan penutup bacaan (awal & akhir). Bayyati ditandai dengan suaranya yang lembut mengayun, senang, sendu, dan gerak lambat. Memiliki 4 tingkatan nada, yaitu Qoror (dasar), Nawa (menengah), Jawab (tinggi), dan Jawabul Jawab (tertinggi). Selain 4 nada tersebut, terdapat 2 variasi tingkatan lainnya, yaitu Husaini dan Syuri. Nada Bayyati dapat digunakan pada ayat-ayat mengenai perintah, larangan, kabar gembira, tauhid, janji, dan kekuasaan Allah.
- Nada Shoba
Shoba memiliki gerak nada yang ringan. Di antara 7 nada lainnya, Shoba memiliki kelebihan tersendiri, yaitu karakter nadanya yang datar dan mengalun perlahan, tapi bisa menggemakan hati pendengarnya. Sama dengan Bayyati, Shoba juga memiliki 4 tingkatan nada. Di antaranya ialah Awal Maqom Shoba, Shoba Asyiron (nawa), Shoba Ajami (jawab), dan Shoba Quflah Bustanjar.
- Nada Hijaz
Selanjutnya Hijaz, yang memiliki tempo ringan, cepat, dan indah. Masih sama dengan 2 nada sebelumnya, Hijaz juga memiliki 4 tingkatan nada. Di antaranya Awal Maqom, Hijaz Kar, Hijaz Kar kurd, dan Alwan Hijaz. Bisa digunakan untuk ayat-ayat yang bernuansa doa dan panggilan.
- Nada Nahawand
Cukup mudah untuk mengenali nada ini. Nahawand sering disenandungkan pada ayat-ayat Al-Qur’an yang bermakna sedih. Sehingga perasaan sedih itu bisa tersampaikan melalui nada Nahawand ini. Nahawand memiliki 4 tingkatan nada, yaitu Awal Maqom Nahawand, Nawa, Jawab, dan Quflah Mahur.
- Nada Rast
Rast biasa dilantunkan saat mengumandangkan azan atau nada bacaan imam shalat. Nada ini juga memiliki irama yang ringan, cepat, dinamis, dan penuh semangat. Rast mudah diterima pendengar dan sangat digemari. Berbeda dengan nada-nada sebelumnya, Rast mempunyai 6 tingkatan nada, yaitu Awal Maqom Rast, Nawa, Jawab, Quflah Zanjiron, Syabir ‘Ala Rast, dan Alwan Rast.
- Nada Jiharkah
Jiharkah memiliki karakter lembut terkesan agak lamban. Biasanya nada ini digunakan untuk lantunan takbiran (Idul Fitri/Idul Adha). Memiliki 3 tingkatan nada, yaitu Awal Maqom, Nawa, dan Jawab.
- Nada Sikah
Memiliki nada dengan gerak lembut dan lebih khidmat, tenang, penuh penghayatan, dan rasa yang dalam. Terdapat 4 tingkatan nada, yaitu Awal Maqom, Iraqi, Turki, dan Variasi Raml.
Itulah tujuh macam nada dalam membaca Al-Qur’an yang bisa dipelajari dan dipraktekan oleh para qori dan wajib banget diketahui oleh para pemula nih! Buat kamu yang sudah menguasai tujuh nada diatas, nada-nada tersebut juga ternyata bisa loh dikombinasikan antar nada satu dengan yang lainnya, sehingga bacaan memiliki banyak variasi juga pastinya semakin indah dan merdu ketika dilantunkan. Selamat mencoba!
Penulis: Rafitri Mulia Dewi